KASUS PASIR


Pak Pendeta punya seekor burung beo yg bagus & pintar menirukan suara orang di rumahnya. Ketika Pak Pendeta pergi, beo tersebut terbang menghampiri telpon yg ada dirumah itu. Lalu dipencet-pencetnya no telpon secara acak. Nggak disangka nomer tersebut terhubung dengan Toko Material. Dari pihak Toko Material menanyai "Ada perlu apa ya?". Dengan sigap Si Beo minta dipesankan satu truk pasir ke alamat pak Pendeta. Dan ketika pulang, pak Pendeta marah-marah, kenapa ada pasir di rumahnya dan ada tagihan utk pasir yg tidak jelas pemesannya. Setelah berpikir sejenak, pak pendeta curiga dengan beo-nya. Lalu dia pun marah dan memaku kedua sayap beo tersebut di dinding. Si Beo-pun menangis penuh penyesalan,dan meraung-raung minta maap kpd pak pendeta. Tapi pak pendeta cuek, malah meninggalkan si Beo sendirian. Dalam kesendiriannya itu dia menengok ke kanan-kiri. Dan alangkah terkejutnya si-beo ketika dia melihat orang yg senasib dengan dia (sama-sama dipaku). Lalu si Beo dengan polosnya bertanya kepada orang tersebut," Mas tadi pesen pasir berapa truk ?"
Penyangkalan / Disclaimer : Dengan mengunjungi, membaca dan berkomentar di website ini (www.mob.papua.us), Anda telah setuju untuk menganggap semua kisah yang ditulis di website ini merupakan rekayasa tanpa sengaja yang bertujuan hanya untuk hiburan semata.